Dimensi Ketawakalan
Apalagi yang yang mesti kita pahami dalam mengarungi kehidupan di dunia? Ketawakalan. Tawakal berkaitan dengan rasa yang mengajak kita untuk menyerahkan segala persoalan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Manusia sering ingin memecahkan segala persoalan, bahkan dengan cara-cara yang menurut dirinya sendiri benar. Sehingga terjadi sebuah hegemoni berupa memaksakan kehendak sendiri.
Sifat-sifat ini tentu saja berlawanan dengan kodrat kita yang semestinya menjadi lokus nama-nama indah Tuhan. Mestinya kita bersikap dan bertindak secara rachman dan rachim. Yaitu sebuah sikap hormat, cinta, dan kemuliaan terhadap seluruh ciptaan Tuhan. Ketawakalan hanya bisa dicapai melalui Ihsan. Yaitu sebuah kesadaran untuk berbuat kebaikan yang sudah semestinya dilakukan menyangkut harta, kata-kata, tindakan, dan segenap keadaan.
Dimensi lain ketawakalan adalah laku kezuhudan berupa sikap tansah eling marang Gusti. Maknanya adalah, karena Tuhan itu Maha Kasih dan Maha Penyayang, semestinya kita berperilaku tidak mementingkan diri sendiri, yaitu berupa cinta dan kasih sayang terhadap segala ciptaan Tuhan meskipun mereka tidak mau berterima kasih atau bahkan memusuhi kita. Inilah sikap orang-orang yang arif, yaitu orang-orang yang meletakkan hatinya dalam Cahaya Cinta Illahi.
Ketawakalan juga berkenaan dengan mengutuhkan diri. Artinya bahwa tanpa Tuhan dan semua ciptaan-Nya, kita ini sesuatu yang tidak utuh. Langkah pertama mengutuhkan diri adalah dengan kedaulatan akal pikiran. Yaitu sebuah upaya atau iradhat, dengan menggunakan akal pikiran kita, namun akal pikiran yang dibimbing oleh Kekusaan Tuhan, bukan akal pikiran yang dikuasai oleh daya-daya rendah kebendaan, tumbuh-tumbuhan, hewaniah, maupun daya-daya rendah manusia. Langkah kedua berupa upaya untuk menyelaraskan diri dengan kedaulatan alam. Alam mempunyai hukum yang tak mungkin kita terjang. Bagaikan mercusuar ia akan memberi tanda kepada kita bahwa kita harus mengubah arah kapal, karena kalau tidak kapal kita akan menabrak. Langkah ketiga tentu saja berupa sikap tunduk kepada kedaulatan Illahi. Sekali lagi, meskipun Tuhan memiliki berbagai sifat dan nama yang indah, maka sifat dan nama yang paling selaras dengan kedaulatan akal, kedaulatan alam dan kedaulatan Illahi adalah sifat dan nama-Nya yang Penyayang dan Pengasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar