Rabu, 04 Juni 2008


Memastikan Ketidakpastian

Ketidakpastian lahir dari situasi yang tak menentu. Bisa karena itu berasal dari gejala alam, bisa juga karena hati kita yang tak mampu membaca tanda-tanda zaman. Ketidakpastian membuat kita ragu-ragu untuk melangkah. Sehingga secara sosial kita mengalami kemandegan. Apa makna itu semua? Maknanya ialah agar kita bersikap proaktif untuk membuat ketidakpastian menjadi sebuah kepastian. Ketidakpastian lahir dari manusia yang hidupnya berada di dalam lingkaran kekhawatiran. Ia melulu berfokus pada kelemahan orang lain, sikap menyalahkan dan menuduh, selalu menggunakan bahasa yang reaktif, serta meningkatkan perasaan menjadi korban.

Memastikan ketidakpastian adalah sebuah upaya keluar dari lingkaran kekhawatiran dan mengembangkan lingkaran pengaruh. Dengan cara, memfokuskan energi kita untuk memecahkan masalah, bukan malah menjadi penyebab masalah, mengubah diri, dan memilah masalah atas dasar: kendali langsung, kendali tak langsung, dan yang di luar kendali.

Cara yang paling sederhana adalah bertanya kepada diri kita sendiri. Apa sesungguhnya cita-cita manusia hidup di dunia? Jawabannya pastilah untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Untuk sampai kepada kehidupan yang bahagia di akhirat kelak, kita harus mampu menata kehidupan di dunia. Karena kehidupan di dunia merupakan kehidupan dimana kita berhadapan dengan ciptaan lain, maka kebahagiaan itu hanya bisa kita raih manakala kita menggunakan hukum tabur-tuai. Siapa yang menabur ia akan menuai. Atau dalam khasanah kehidupan sosial kita harus memberi dahulu, baru menerima. Bukan dengan take and give, melainkan give and take. Yaitu dengan cara membahagiakan orang lain, membahagiakan pekerjaan, membahagiakan lingkungan tempat kita tinggal atau bekerja. Pendeknya jika kita ingin bahagia, maka bahagiakan dahulu orang lain.

Membaca tanda-tanda zaman, merupakan cara yang lebih advanced, yang memerlukan pengetahuan yang luas serta kepekaan menangkap isyarat-isyarat alam semesta.
Dewasa ini kita bisa melihat ada sepuluh tanda-tanda jaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran.

Tanda-tanda yang dimaksud adalah: [1] meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, [2] penggunan bahasa dan kata-kata yang memburuk, [3] pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, [4] meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan
narkoba, alkohol dan seks bebas, [5] semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, [6] menurunnya etos kerja, [7] semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, [8] rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, [9] membudayanya ketidakjujuran, dan [10] adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

Kesepuluh tanda-tanda zaman itu kini tengah hadir berupa virus akal-budi yang terus membiak menggerogoti bangsa kita. Masihkah kita terus berpangku tangan?

Tidak ada komentar: