Kamis, 20 November 2008

Surtikanti



ADIPATI KARNA
Bau wangimu mulai memudar. berganti cahaya bulan warna gading.
Pucuk-pucuk cemara telah berganti warna kering darahku.
Tak usah berjanji.
Karena takdirku akan datang juga.
Sebentar lagi, di Tegal Kurusetra aku akan berhadapan dengan Arjuna.
Adik kandungku sendiri, satu ibu, lain ayah.
Sekarang ulurkan tanganmu, agar dinda tak memintaku untuk kembali.



SURTIKANTHI
Kalau kakang Adipati harus pergi.
Tak perlu memikirkanku, karena ksatria pantang merasa ragu.
Kadipaten Awangga, sudah terlalu banyak menampung fitnah dan cela.
Padahal kakanda putra dewata.
Pergilah!
Sebelum fajar memanggil matahari.
Agar kakanda sempat menyusun strategi.
Surtikanthi anak Salya.
Nasib dan takdir, tak ada yang tahu kemana arahnya.


Tidak ada komentar: